Abstract:
Situs arkeologi disebut-sebut dapat memberikan manfaat ekonomis pada masyarakat
lokal melalui adanya kegiatan pariwisata berbasis arkeologi atau archaeotourism.
Masyarakat lokal sangat penting untuk dilibatkan dalam segala kegiatan
archaeotourism karena masyarakat lokal adalah pihak yang terbaik untuk
mengonservasi situs arkeologi mengingat sifat arkeologi yang mudah rusak, terbatas,
dan tidak dapat diperbaharui. Namun, masyarakat akan melakukan upaya konservasi
apabila masyarakat merasakan manfaat tersendiri dari situs arkeologi tersebut. Salah
satu kecamatan yang dilalui oleh bentangan karst Sangkulirang-Mangkalihat, yaitu
Kec. Karangan, Kab. Kutai Timur memiliki peninggalan arkeologi berupa situs gambar
cadas yang terletak di Gua Mangkuris. Masing-masing destinasi memiliki tipe
partisipasi masyarakat yang berbeda karena memiliiki situasi, kondisi, dan kesempatan
yang berbeda pula. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa
tipologi partisipasi masyarakat yang ada di Kec. Karangan sebagai destinasi wisata
arkeologi. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Hasil menunjukkan bahwa di Kec. Karangan memiliki dua tipe
partisipasi masyarakat yaitu, tipe spontaneous participation yang dimiliki oleh
lembaga lokal Pemuda Karangan Peduli Bumi (PKPB) dan tipe induced participation
yang diimiliki oleh masyarakat lokal yang tidak tergabung dalam PKPB.