Abstract:
Desa Waturaka adalah salah satu desa di Pulau Flores yang terletak di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Desa Waturaka berjarak ± 54 km dari Kota Ende. Masyarakat Desa Waturaka merupakan anggota Suku Adat Lio yang menjadi penyangga Taman Nasional Kelimutu. Berdasarkan pada Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) Kabupaten Ende tahun 2014, Desa Waturaka termasuk ke dalam Klaster I pada KSPN wilayah Ende – Kelimutu dengan arah pengembangan untuk wisata pedesaan dengan 4 aspek utama, yaitu Sanggar Seni, Agrowisata, Air Terjun, dan Sumber Air Panas. Desa Waturaka memiliki daya tarik utama berupa hamparan perkebunan yang menutupi hampir 80% dari luas seluruh Desa Waturaka yang ditanami berbagai jenis sayur-sayuran. Desa Waturaka sudah kerap kali dikunjungi wisatawan meskipun sayangnya masih belum ada rangkaian aktivitas wisata yang mengoptimalkan daya tarik yang ada di Desa Waturaka dan kedatangan wisatawan tersebut belum bisa memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat lokal. Sehingga, belum adanya rencana pengembangan yang optimal dan sistematis menjadi suatu permasalahan bagi Desa Waturaka.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Desa Waturaka merupakan populasi dari penelitian ini. Sedangkan untuk sampel atau informan ditentukan dengan memilih 3 (tiga) jenis informan, yaitu Masyarakat Tani Desa Waturaka, Perangkat Desa Waturaka, dan Anggota POKDARWIS. Penentuan informan ini menggunakan teknik penentuan sumber data secara non-probability sampling dengan teknik pemilihan subjek penelitiannya yaitu purposive sampling. Alat kumpul data yang digunakan adalah pedoman wawancara dan pengisian lembar checklist. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualititatif, yang terdiri dari proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian ini akan menghasilkan rekomendasi berupa arahan pengembangan Agrowisata yang berpedoman pada konsep Agrowisata dan menggunakan pendekatan Community Based Tourism (CBT). Penggunaan pendekatan CBT dimaskudkan bahwa pengembangan Agrowisata yang akan dilakukan akan berpegang teguh pada keterlibatan masyarakat lokal dalam proses dan pengelolaannya. Arahan pengembangan Agrowisata ini akan disajikan dalam bentuk peta penempatan fasilitas dan aktivitas wisata dan rekomendasi terkait program pelatihan bagi masyrakat dan bentuk tugas dan tanggung jawa apa saja yang dapat melibatkan masyarakat lokal.
Kata Kunci: Desa Waturaka, Agrowisata, Community Based Tourism